Friday, September 5, 2008

Perlis mufti keeps 'em guessing over poem

































Perlis mufti Dr Mohd Asri Zainul Abidin has declined to clarify the meaning behind his controversial poem 'Cari Ganti (Looking for Successor)', a political satire on the state of the country's leadership that has sparked a nationwide guessing game.
"If I wrote who I had in mind for the poem, the poem would be much shorter," Mohd Asri said. "If people were to reveal the names of the subjects of their poems, there would be less room for literary interpretation."
The religious leader's four-stanza Malay poem was uploaded onto his blog just two days after opposition leader Anwar Ibrahim scored a landslide win against his Barisan Nasional rival Arif Shah Omar Shah in the Aug 26 Permatang Pauh by-election.
Mohd Asri chose the image of the Prime Minister Abdullah Ahmad Badawi's office in Putrajaya as the webpage background for the poem, fuelling speculation that he was joining the increasing number of calls for Abdullah to step down.
Let not a robber replace a thief
The first stanza of Mohd Asri's poem spoke of "the people's wealth being turned into stakes" between players of a game. And when the resulting hatred turned into flames, ‘all that is seditious will be swallowed (as the truth)', the poem went on to say.
In the third stanza, which created the most buzz, the mufti wrote: "When the country has come into disarray, it is better, Sir, for you to step down".
The religious scholar ended his poem with enigmatic words of advice that many believe were meant to focus on whom the people should pick as a successor to Abdullah.
"Seek a successor who is of high character. Let not a robber replace a thief," Mohd Asri wrote.

tunku: this is my interpretation the robber here can be anwar. that is what Dr Asri is trying to say, let not a robber replace a thief(pak lah). he request politely to pak lah to resign when he wrote ,"When the country has come into disarray, it is better, Sir, for you to step down".

6 comments:

Kerel Bort said...

i love this poem...

there's a malay saying "siapa yang makan cili, dia yang terasa pedasnya"

;)

Unknown said...

hari ini kita berpuasa,
hujung bulan ini Syawal tiba,
kalau pantun sebegitu rupa,
boleh jadi dituju pada sesiapa,

- a stolen poem i took from a commentator in Cakap Tak Serupa Bikin.

Thank you.

Anonymous said...

ada 2 orang mufti di Malaysia ini yang sering sahaja ada kontroversi.mufti Perak dan juga Mufti Perlis.

dah bersajak pula mufti dari Perlis ini.macam-macam ragam dunia politik di Malaysia ini.tapi tak dinafikan pantun tersebut sedap bunyinya tapi sungguh sinis.

bak kata komentar pertama dari tajuk ini,"siapa yang makan cili, dia yang terasa pedasnya".

Gelombang Rakyat said...

Pemantun Oghang Kampung balas pantun Mufti...

Pantun 1 Mufti

kota sarat disimpan tempayan
zahir berlian disunyi hari
harta rakyat dijadikan taruhan
akhir kebencian menjadi api

Oghang Kampung
Balaih Pantun 1

Indah hidupnya di kota saghat
Berlian banyak dia miliki
Ghugi pun tiada dia tak ngaku pun jahat
Kebencian apa pun dia tak peduli

Pantun 2 Mufti

gula dan santan diuli roti
kelapa diparut dimakan sama
bila kebencian menjadi api
apa dihasut ditelan semua

Oghang Kampung
Balaih Pantun 2

Ghoti dicanai pekena ngan kaghi
Makan soghang puih sendighi
Biaq pee lah benci sampai berapi
Penghasut dia tingkah bila tiba nanti

Pantun 3 Mufti

anak singa di Pulau Tebrau
anak tebuan seekor lari
jika negara sudah kacau
eloklah tuan mengundur diri

Oghang Kampung
Balaih Pantun 3

Di mana pulau ada keghbau balau
Laghi tebuan dia jeghat nanti
Biaqlah negagha menjadi kacau
Mengundur dighi dia pantang sekali

Pantun 4 Mufti

pergilah mandi di Titi Tinggi
jalan tersepak tali pencuci
carilah ganti berbudi tinggi
bukan perompak ganti pencuri

Oghang Kampung
Balaih Pantun 4

Ghesort Mewah lebih seghonok dia mandi
Mata dia cuci jalan dia ghapi
Biaqlah peghompak biaqlah penchughi
Janji dibeghi anak menantu dia kelak pengganti

Richy Ross said...

Susah susah sangat, biarkan saja DSAI & PR paksa dia keluar, baru padan.

Anonymous said...

Best betol ustaz Asri punya pantun. Memang terang2 dia cakap apa yang terluah kebanyakan di hati rakyat di negara ini. Dan sebagai seorang rakyat yang prihatin, dia amat mengerti. Saya berdoa semoga banyak lagi ustaz2 yang bersunggoh2 ikhlas untok memberi panduan kepada rakyat di Malaysia, negara tercinta-ku. Memandangkan saya tinggal dan bekerja di negara asing banyak tahun, saya tetap habaq kepada kalian yang negara kita ni yang paling best yang Allah berikan kepada rakyat2 di negara ini. Kita kena jaga negara ini dengan sebaik mungkin, dengan kudrat yang ada, dan dengan akal yang sudah diberikan oleh NYA. Semoga kita merasa bersyukur dengan pemberianNya sememangnya Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Amin.
Keep up ur good work, Tunku. Fantastic.
ML
ML